SurahAl 'Asr (العصر) Terjemahan Bahasa MelayuAdalah surat ke-103 dari Al Quran dan terdiri atas 3 ayat. Surah ini tergolong surah makkiyah. Kata Al 'Ashr bererti waktu/masa dan diambil dari ayat pertama surat ini.Isi surat mengabarkan bahawa sesungguhnya semua manusia itu berada dalam keadaan kerugian kecuali dia termasuk mereka yang selalu beramal soleh, saling menasihati dalam
SuratAl Hasyr. سَبَّحَ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ. Sabbaḥa lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ (i), wa huwal-'azīzul-ḥakīm (u). Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi bertasbih kepada Allah
Lihatasbabun nuzul surah al maidah ayat 48 Asbabun nuzul Al-Maa-idah ayat. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Zaid bin Aslam. Ayat yang mulia ini berlaku bagi selain orang yang bertaubat adapun orang yang bertaubat maka akan diampuni baginya baik dosa syirik ataupun dosa selainnya sebagaimana.
Fast Money. Nama surah Al-Hasyr secara bahasa berarti pengepungan’ atau pengusiran’. Mengapa surah ini dinamakan Al-Hasyr? Asbabun nuzul apakah yang melatar belakangi turunnya surah Al-Hasyr? Untuk itu teman-teman, jangan lupa scroll sampai bawah, ya. Sebelum kita bahas asbabun nuzul atau peristiwa yang melatar belakangi turunnya surah al-Hasyr, alangkah baiknya kalau kita kepoin dulu rincian umum surah ini. Surah Al-Hasyr merupakan surah Madaniyah. Terkait pengelompokan surah ini, terdapat beberapa pandangan. Pertama, ada yang mengatakan perbedaan antara surah makkiyah dan madaniyah terletak pada tempat di turunkannya surah tersebut. Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa perbedaannya terletak pada periode di turunkannya, sebelum Rasul hijrah tergolong surah makkiyah dan setelah Rasul hijrah tergolong surah madaniyah meskipun turun setelah peristiwa Fathul Makkah. Seperti yang telah tertulis di atas, surah Al-Hasyr berarti pengepungan’ atau pengusiran’. Nama ini terkait dengan peristiwa yang terkandung di dalam surah tersebut. Surah ini juga memiliki nama lain, yakni surah Bani Nadhir’ karena di dalamnya menceritakan tentang pengusiran Bani Nadhir dari kota Madinah Al-Munawwarah. Bani Nadhir sendiri merupakan salah satu kaum Yahudi yang menempati Madinah. Baca juga Perang Badr I Berdasarkan kitab Al-Asas Fii at-Tafsir halaman 5811 bittashorruf, pada saat Rasulullah saw sampai di kota Madinah, beliau bercita-cita ingin mempersatukan hubungan persaudaraan antara orang-orang yang ada di Madinah. Karena mereka masih hidup sesuai kabilah masing-masing. Mereka tidak saling mengenal antar kabilah dan memiliki prinsip asal kabilah sendiri bisa hidup’. Sehingga Rasulullah saw. membuat kesepakatan Piagam Madinah untuk merealisasikan persatuan ini. Bani Nadhir termasuk kaum yang menandatangani piagam madinah ini dan berjanji tidak akan bersekutu dengan kaum-kaum yang hendak melawan Nabi. Akan tetapi, setelah perang Uhud, mereka melanggar perjanjian. Ada seorang utusan Bani Nadhir yang bernama Ka’ab bin Al-Ashraf pergi ke Mekkah dan bersekutu dengan kaum kafir Quraisy untuk melawan Nabi dan kaum muslimin. Kejadian ini diketahui oleh malaikat Jibril, kemudian sampai kepada Nabi Muhammad saw. Sikap Nabi setelah mengetahui rencana-rencana mereka adalah tetap diam selama 10 hari. Sebenarnya, berdasarkan piagam madinah, apabila ada yang melanggar, maka kaum itu diusir dari Madinah. Namun, Nabi masih diam dengan tujuan memberikan mereka waktu untuk meninggalkan Madinah. Ternyata kabar tentang pengkhiatan Bani Nadhir ini telah sampai ke telinga orang-orang munafik orang islam yang pura-pura menampakkan keislamannya. Para munafik ini mencegah Bani Nadhir keluar dari Madinah dan mengatakan mereka akan membantu Bani Nadhir untuk melawan Nabi. Karena jika Bani Nadhir meninggalkan Madinah, maka mereka tidak akan bisa kembali lagi ke Madinah. Karena dorongan dari kaum munafik ini, Bani Nadhir memilih untuk bertahan di Madinah. Sebaliknya, mereka malah menentang Nabi dan mempersilakan kaum muslimin jika ingin memerangi mereka. Mereka berani menawarkan perang kepada kaum muslimin karena mereka yakin orang-orang munafik akan menolong mereka. Baca juga 7 Golongan Orang Meninggal dalam Keadaan Syahid/ Akhirnya, Nabi saw. memerintahkan kaum muslimin untuk mengepung benteng pertahanan Bani Nadhir. Akan tetapi, kejadian ini tidak menimbulkan perang antara kaum muslimin dan Bani Nadhir. Nabi SAW diberikan wahyu langsung untuk menghancurkan rumah-rumah Bani Nadhir dengan tujuan agar mereka jera. Pada saat itu, Bani Nadhir masih merasa hebat karena masih bergantung kepada pertolongan dari orang-orang munafik. Akan tetapi, pertolongan tak kunjung datang, sedangkan rombongan Nabi telah sampai di depan benteng mereka. Setelah itu, Bani Nadhir menyerah karena situasi mereka sangat terjepit. Mereka memilih untuk pergi dan meminta supaya tidak ada peperangan. Kemudian, Nabi saw. mempersilakan mereka pergi dengan syarat, mereka hanya boleh membawa barang bawaan yang cukup dipikul oleh unta-unta mereka. Namun, meskipun mereka telah terusir, mereka merasa kecewa atas perbuatan kaum muslimin yang membakar rumah-rumah mereka. Padahal, perlakuan tersebut tak lain karena kesalahan mereka sendiri. Hanya saja, perlakuan tersebut terjadi melalui tangan-tangan kaum muslimin. Nah, jadi begitulah kisah di balik turunnya surah Al-Hasyr. Semoga kisah ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua. Wallahu A’lam bisshowab. Oleh Mutiara Nurul Azkia Referensi Sa’id Hawa, Al-Asas Fii at-Tafsir, halaman 5811 bitashorruf Imam Suyuti, Ad-Durrul Mantsur Fii at-Tafsir bilma’tsur, halaman 90 bitashorruf Ja’far Syarifuddin, Al-Musu’ah Al-Qur’aniyyah, halaman 185-190 bitashorruf Ibnu Asyur, At-Tahrir wa at-Tanwir, halaman 63 bitashorruf Photo by Masjid Pogung Dalangan on Unsplash
وَالَّذِيْنَ تَبَوَّءُو الدَّارَ وَالْاِيْمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّوْنَ مَنْ هَاجَرَ اِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُوْنَ فِيْ صُدُوْرِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ اُوْتُوْا وَيُؤْثِرُوْنَ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۗوَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَۚ ﴿٩﴾ wallażīna tabawwa`ud-dāra wal-īmāna ming qablihim yuḥibbụna man hājara ilaihim wa lā yajidụna fī ṣudụrihim ḥājatam mimmā ụtụ wa yu`ṡirụna 'alā anfusihim walau kāna bihim khaṣāṣah, wa may yụqa syuḥḥa nafsihī fa ulā`ika humul-mufliḥụnDan orang-orang Ansar yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum kedatangan mereka Muhajirin, mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka Muhajirin; dan mereka mengutamakan Muhajirin, atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. 9Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Zaid Ibnul Asham bahwa suatu ketika orang-orang Anshar berkata, “Wahai Rasulullah Saw., berikanlah sebagian dari tanah yang kami miliki ini kepada saudara-saudara kami, kaum Muhajirin.” Rasulullah Saw. Lalu menjawab, “Tidak. Akan tetapi, kalian cukup menjamin kebutuhan makan mereka serta memberikan setengah dari hasil panen kalian. Adapun tanahnya maka ia tetap menjadi hak milik kalian.” Orang-orang Anshar lalu menjawab, “Ya, kami menerimanya.” Allah lalu menurunkan ayat Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah yang berkata, “Suatu hari, seseorang datang kepada Rasulullah seraya berkata, Wahai Rasulullah, sekarang ini saya sangat kelaparan.’ Rasulullah lalu menanyakan kepada istri-istrinya apakah memiliki persediaan makanan, namun tidak ada apa pun pada mereka. Rasulullah lantas berkata kepada sahabat-sahabatnya, Adakah di antara kalian yang mau menjamunya mala mini? Semoga Allah merahmati yang menjami tersebut.’ Seorang laki-laki dari kalangan Anshar lalu berdiri dan berkata, Wahai Rasulullah, saya akan menjamunya.’ Laki-laki itu lantas pulang ke rumah dan berkata kepada istrinya, Saya telah berjanji akan menjamu seorang tamu Rasulullah. Oleh karena itu, keluarkanlah persediaan makananmu.’ Akan tetapi, sang istri menjawab, Demi Allah, saya tidak punya makanan apapun kecuali sekedar yang akan diberikan kepada anak-anak kita.’ Laki-laki itu lantas berkata, Kalau begitu, jika nanti anak-anak kita telah terlihat ingin makan malam maka berusahalah untuk menidurkan mereka. Setelah itu, hidangkanlah makanan untuk mereka itu kepada sang tamu dan padamkan lampu.’ Adapun kita sendiri akan tidur dengan perut kosong pada mala mini.’ Sang istri lalu menuruti intruksi suaminya itu. Pada pagi harinya, laki-laki itu bertemu dengan Rasulullah. Beliau lantas berkata kepada para sahabat, Sesungguhnya Allah telah berkagum-kagum atau tersenyum dengan apa yang dilakukan oleh si Fulan dan Fulanah. Allah lantas menurunkan ayat, ...dan mereka yang mengutamakan Muhajirin, atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan...’ ”Musaddad meriwayatkan dalam musnadnya, demikian pula Ibnul Mundzir dari Abu Mutawakil An-Naji bahwa seseorang dari kaum muslimin meriwayatkan riwayat yang sama denga riwayat di atas, tetapi dengan sedikit tambahan, yaitu bahwa laki-laki yang menjamu tamu Rasulullah itu bernama Tsabit bin Qais bin Syamas. Artinya, ayat ini turun berkenaan dengan Al-Wahidi meriwayatkan dari Muharib bin Ditsar dari Ibnu Umar yang berkata, “Suatu ketika, salah seorang sahabat mendapat hadiah sebuah kepala kambing. Sahabat itu lantas berkata, Sesungguhnya saudara saya, si Fulan, dan keluarganya lebih membutuhkannya daripada saya.’ Ia pun kemudian mengirimkan kepala kambing itu kepada temannya tersebut. Hal seperti itu berlangsung berulang kali dimana setiap kepala kambing itu dihadiahkan kepada seseorang maka setiap kali itu pula yang bersangkutan menghadiahkannya kembali kepada temannya. Demikianlah, kepala kambing itu berputar-putar di tujuh rumah sampai akhirnya kembali lagi ke rumah orang yang pertama kali menghadiahkannya. Tentang sikap mereka ini, turunlah ayat, ...dan mereka yang mengutamakan Muhajirin, atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan...’ ”
Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa surah al Anfal turun ketika perang Badar dan surah al Hasyr ini pula turun ketika perang Bani Nadhir. Diriwayatkan oleh al Bukhari dari Ibnu Abbas "Segala yang ada di langit dan di bumi tetap mengucapkan tasbih kepada Allah. Dialah Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana." Surah al Hasyr 591 "Dialah yang telah mengeluarkan orang kafir di antara Ahli Kitab dari kampung-kampung halaman mereka pada julung-julung kali mereka berhimpun hendak memerangi Rasulullah. Kamu wahai umat Islam tidak menyangka bahawa mereka akan keluar disebabkan bilangannya yang ramai dan pertahanannya yang kuat, dan mereka pula menyangka bahawa benteng-benteng mereka akan dapat menahan serta memberi perlindungan kepada mereka dari azab Allah. Maka Allah menimpakan azabNya kepada mereka dari arah yang tidak terlintas dalam fikiran mereka, serta dilemparkanNya perasaan cemas takut ke dalam hati mereka, lalu mereka membinasakan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dari dalam sambil tangan orang yang beriman yang mengepung mereka berbuat demikian dari luar. Maka insaflah dan ambillah pelajaran dari peristiwa itu wahai orang yang berakal fikiran serta celik mata hatinya." Surah al Hasyr 59 2 "Dan kalaulah tidak kerana Allah telah menetapkan pengusiran yang demikian buruknya terhadap mereka, tentulah la akan menyeksa mereka didunia, dan mereka pula akan beroleh azab seksa Neraka pada hari akhirat kelak." Surah al Hasyr 59 3 "Mereka ditimpakan azab yang demikian, kerana mereka menentang perintah Allah dan RasulNya. Dan ingatlah, sesiapa yang menentang perintah Allah, maka sesungguhnya Allah amatlah berat azab seksaNya." Surah al Hasyr 59 4 "Mana-mana jua pohon kurma kepunyaan musuh yang kamu tebang atau kamu biarkan tegak berdiri seperti keadaannya yang asal, maka yang demikian adalah dengan izin Allah kerana la hendak memberi kemenangan kepada orang mukmin, dan kerana la hendak menimpakan kehinaan kepada orang yang fasik." Surah al Hasyr 59 5 Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa selepas enam bulan berlakunya perang Badar, Rasulullah telah mengepung kaum Yahudi Bani Nadhir [Mereka ini adalah golongan yang mengkhianati Rasulullah. Ketika Rasulullah akan mengadakan perbicaraan mengenai kaum Muslimin yang dibunuh oleh kaum Yahudi, baginda dikhianati dengan mereka menyimpan batu di atas pintu masuk supaya baginda ditimpa batu tersebut] yang tinggal dan berkebun kurma di luar kota Madinah. Mereka diusir keluar dari Madinah dan dibenarkan kepada mereka untuk membawa harta kekayaan sekadar yang mampu dipikul oleh unta akan tetapi tidak dibenarkan membawa senjata. Maka ayat ini Surah al Hasyr 59 1-5 turun berkenaan dengan peristiwa tersebut yang menceritakan bahawa orang yang melakukan pengkhianatan akan mendapat balasannya. Diriwayatkan oleh al Hakim dan disahihkannya dari Aisyah Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa Rasulullah membakar pohon-pohon kurma Bani Nadhir dan memotong sebahagiannya. Maka ayat ini Surah al Hasyr 59 5 turun sebagai keterangan bahawa tindakan yang dilakukan oleh Rasulullah bersama sahabatnya kepada Bani Nadhir itu dibenarkan oleh Allah. Diriwayatkan oleh al Bukhari dan perawi lain dari Ibnu Umar Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa Rasulullah pernah memberi izin untuk memotong pokok-pokok kurma dan kemudian baginda melarangnya dengan keras. Oleh itu, para sahabat datang mengadap kepada baginda dan bertanya "Ya Rasulullah! Apakah kami ini telah berdosa kerana telah memotong sebahagian dari pokok kurma dan membiarkan sebahagian lagi." Maka ayat ini Surah al Hasyr 59 5 turun berkenaan dengan pristiwa tersebut yang membenarkan tindakan mereka. Diriwayatkan oleh Abu Ya'la dengan sanad yang daifdari Jabir Dalam riwayat lain pula ada dikemukakan bahawa ketika Nabi sampai ke tempat Bani Nadhir mereka telah bersembunyi di dalam benteng. Rasulullah memerintahkan untuk menebang pokok kurma dan membakarnya sehingga berasap. Kemudian Bani Nadhir menjerit-jerit memanggil Rasulullah "Hai Muhammad! Engkau telah melarang melakukan kerosakan di bumi dan mencela orang yang melakukan kerosakan, akan tetapi mengapa engkau menebang pokok kurma dan membakarnya?" Ayat ini Surah al Hasyr 59 5 turun berkenaan dengan peristiwa itu yang membenarkan Rasulullah dalam memusnahkan kaum yang fasik. K. Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dari Yazid bin Ruman Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir dari Qatadah dan Mujahid "Dan orang Ansar yang mendiami negeri Madinah serta beriman sebelum mereka, mengasihi orang yang berhijrah ke negeri mereka, dan tidak ada pula di dalam hati mereka perasaan berhajatkan apa yang telah diberi kepada orang yang berhijrah itu lebih daripada diri mereka sendiri, sekali pun mereka dalam keadaan kekurangan dan sangat-sangat berhajat. Dan ingatlah, sesiapa yang menjaga serta memelihara dirinya daripada dipengaruhi oleh tabiat bakhilnya, maka merekalah orang yang berjaya." Surah al Hasyr 59 9 Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa kaum Ansar berkata "Ya Rasulullah! Bahagilah tanah ini kepada dua iaitu kepada kami kaum Ansar dan kaum Muhajirin." Nabi bersabda "Tidak! Penuhi sahajalah keperluan mereka dan bagilah buah kurmanya, dan tanah itu tetap kepunyaanmu." Mereka menjawab "Kami redha di atas keputusan tersebut!" Maka turunlah ayat ini Surah al Hasyr 599 yang menggambarkan sifat-sifat kaum Ansar yang tidak mementingkan diri sendiri. Diriwayatkan oleh Ibnu Munzir dari Yazid al Asham Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa seorang lelaki datang mengadap Nabi dan berkata "Ya Rasulullah! Saya lapar." Kemudian Rasulullah meminta makanan dari isteri-isterinya, akan tetapi ternyata tidak ada makanan sama sekali. Kemudian Rasulullah bersabda "Siapa di antara kalian semua yang bersedia untuk memberi makan kepada tetamu ini pada malam ini? Mudah-mudahan Allah memberi rahmat kepadanya." Seorang Ansar menjawab "Saya ya Rasulullah." Dia pun pergi kepada isterinya dan berkata "Sediakan makanan yang ada kepada tetamu Rasulullah." Isterinya menjawab "Demi Allah tidak ada makanan kecuali sedikit untuk anak-anak." Suaminya berkata "Apabila mereka ingin makan, tidurkan mereka dan padamkan lampu, biar kita menahan lapar pada malam ini." Maka isterinya melaksanakan permintaan suaminya. Pada keesokan harinya Rasulullah bersabda "Allah kagum dan gembira kerana perbuatan seorang sahabat suami isteri itu." Maka ayat ini Surah al Hasyr 59 9 turun berkenaan dengan peristiwa itu yang menceritakan perbuatan seseorang yang melebihkan kepentingan orang lain. Diriwayatkan oleh al Bukhari dari Abi Hurairah Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa tetamu Rasulullah itu bernama Thabit bin Qais bin Syammas. Ayat ini Surah al Hasyr 59 9 turun berkenaan dengan peristiwa itu. Diriwayatkan oleh al Musaddad di dalam musnadnya dan Ibnu Munzir dari Abi Mutawakil an Naji Dalam riwayat lain juga ada dikemukakan bahawa salah seorang dari sahabat Rasulullah diberi kepala kambing. Dalam hatinya berkata "Mungkin ada orang lain yang lebih memerlukannya daripadaku." Pada ketika itu juga kepala kambing itu dikirimkan kepada kawannya, akan tetapi kawannya itu mengirimkan pula kepada orang lain sehingga berpindah-pindah sampai kepada tujuh rumah dan akhirnya kembali kepada yang pertama. Maka ayat ini Surah al Hasyr 59 9 turun berkenaan dengan peristiwa itu yang menceritakan bahawa setiap umat Islam akan selalu memerhatikan nasib sesamanya. Diriwayatkan oleh al Wahidi dari Muharib bin Ditsardari Ibnu Umar "Tidakkah engkau melihat dan merasa hairan wahai Muhammad terhadap sikap orang munafik itu? Mereka tergamak berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir dari kalangan kaum Yahudi ahli Kitab "Sesungguhnya, kalau kamu dihalau keluar sudah tentu kami akan keluar bersama-sama kamu, dan kami tidak akan tunduk taat kepada sesiapa pun menentang kami selama-lamanya; dan kalau kamu diperangi, sudah tentu kami akan membela kamu!" Padahal Allah mengetahui dan menyaksikan bahawa sebenarnya mereka adalah pendusta." Surah al Hasyr 5911 Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa beberapa orang dari Bani Quraizah telah memeluk Islam dan di antara mereka terdapat orang-orang munafik. Orang-orang munafik itu berkata kepada Bani Nadhir "Sekiranya kalian semua diusir, kami pun akan keluar bersamamu." Maka turunlah ayat ini Surah al Hasyr 5911 berkenaan dengan peristiwa tersebut yang menceritakan sifat-sifat orang munaflk yang selalu berdusta. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari as Suddi
asbabun nuzul surah al hasyr