tuliskancontoh reaksi autoredoks dan tentukan perubahan bilangan oksidasinya. SD tuliskan contoh reaksi autoredoks dan tentukan per TN. Tessa N. 05 Agustus 2021 13:04. Pertanyaan. tuliskan contoh reaksi autoredoks dan tentukan perubahan bilangan oksidasinya. Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus! 1rb+ 2.
Adabeberapa contoh bentuk dari reaksi autoredoks tersebut. 1. Reaksi Antara Gas Klor dan Natrium Hidroksida. Yang pertama yaitu reaksi antara gas klor dan juga natrium hidroksida. Sebuah pereaksi glas klor ada suatu tingkat oksidasi angkanya 0. Kemudian, klor juga sebagai penghasil ion Cl -. Bilangan oksidasi dari ion tersebut adalah -1 maka
2H2S + SO2 → 3 S + 2 H2O. Kunci Jawaban : Perubahan bilangan oksidasi unsur-unsur pada reaksi tersebut sebagai berikut. Pada reaksi tersebut, H2S berfungsi sebagai reduktor sedangkan SO2 berfungsi sebagai oksidator, sehingga reaksi tersebut termasuk autoredoks. Anda sekarang sudah mengetahui Reaksi Autoredoks atau Reaksi Disproporsionasi.
cash.
​Suatu zat dapat tereduksi maupun teroksidasi menghasilkan zat lain. Zat tersebut bertindak sebagai reduktor dan oksidator. Reaksi yang berlangsung seperti itu dinamakan autoredoks disproporsionasi. Apakah reaksi pada contoh berikut merupakan reaksi auto redoks? 2 Cl2g + 2 H2Ol —>2 HClOaq + 2 HClg Pada reaksi di atas terdapat Cl2 di ruas kiri, sedangkan di ruas kanan terdapat Cl dalam dua senyawa, yaitu pada HClO dan HCl. Berarti, reaksi ini merupakan autoredoks disproporsionasi yaitu suatu zat Cl2 mengalami reduksidan oksidasi secara bersamaan. Biloks Cl2 = 0 Bagaimana menghitung biloks Cl pada HCl? Sebelumnya kalian harus mengerti tentang bilangan oksidasi biloks. Bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi suatu unsur adalah bilangan bulat yang digunakan untuk menunjukkan jumlah elektron yang berperan pada unsur tersebut dalam senyawa. Nilai bilangan oksidasi ditentukan berdasarkan aturan-aturan. Umumnya nilai bilangan oksidasi sesuai dengan muatan ion. Jika unsur tersebut lebih elektropositif, nilai bilangan oksidasinya adalah positif dan jika unsur tersebut lebih elektronegatif, nilai bilangan oksidasinya adalah negatif. Molekul yang terdiri atas atom-atom sejenis, seperti H2 tidak memiliki perbedaan keelektronegatifan. Jadi, nilai bilangan oksidasi unsur H pada molekul H2 adalah 0. Kembali pada contoh soal sebelumnya, cara menghitung bilangan osidaai Cl pada HClO yaitu Biloks ClO = biloks H + biloks Cl + biloks 0 = +1 + x + -2 0 = 1 + x + -2 x = +1 Perhitungan biloks Cl pada HCl sebagai berikut Biloks HCl = biloks H + biloks Cl 0 = +1 + x x = -1 Sekarang coba kita selesaikan soal berikut! ‌Tentukan zat yang mengalami reaksi oksidasi dan reduksi berikut ini Nis + 2HClaq —> NiCl2aq + H2 Zat yang mengalami perubahan biloks ditentukan lebih dahulu. Perubahan Ni menjadi NiCl2 molekul menynjukkan bahwa Ni mengalami perubajan biloks. Perubahan HCl molekul menjadi H2 diatom menunjukkan bahwa H mengalami perubahan biloks. Biloks Ni= 0 Perhitungan biloks Ni pada NiCl2 Biloks NiCl2 = biloks Ni + 2×biloks Cl 0 = x + 2×-1 0 = x-2 x = +2 Biloks H pada HCl = +1 Biloks H2 = 0 Maka dapat disimpulkan Ni mengalami reaksi oksidasi dan HCl mengalami reaksi reduksi. Bagaimana?Apakah kalian ingin mencoba menyelesaikan soal ini? ‌Tentukan zat yang mengalami reaksi oksidasi dan reduksi berikut ini. 2KMnO4aq + 10 KIaq + 8 H2SO4aq —> 2 MnSO4aq + 5 I2s + 6 K2SO4aq + 8 H2Ol
Dalam reaksi oksidasi reduksi modern, keberadaan bilangan oksidasi yang dimiliki suatu zat sangat penting. Bilangan oksidasi adalah muatan listrik yang seakan-akan dimiliki oleh unsur dalam suatu senyawa atau ion. Namun, dalam artikel ini tidak akan membahas terlalu jauh mengenai bilangan oksidasi biloks. Materi yang akan kita bahas adalah mengenai reaksi autoredoks atau reaksi disproporsionasi. Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan reaksi autoredoks itu? Sebelum dapat menjawab pertanyaan tersebut, kita akan membahas terlebih dahulu mengenai reaksi reduksi oksidasi redoks dan bilangan oksidasi berikut ini. Selamat membaca dan belajar, semoga bisa paham. Reaksi Reduksi Oksidasi dan Bilangan Oksidasi Bagaimana bilangan oksidasi dapat menjelaskan reaksi redoks? Untuk mengetahui jawabannya, tinjau reaksi antara SO 2 dan O 2 membentuk SO 3 . Reaksi kimianya dapat ditulis sebagai berikut. 2SO 2 g + O 2 g → 2SO 3 g Jika dikaji berdasarkan konsep pengikatan oksigen maka reaksi tersebut adalah reaksi oksidasi. Jika dikaji berdasarkan transfer elektron maka Anda mungkin akan bingung, mengapa? Pada reaksi tersebut tidak terjadi transfer elektron, tetapi melalui penggunaan bersama pasangan elektron membentuk ikatan kovalen. Oleh karena senyawa SO 3 merupakan senyawa kovalen perhatikan gambar struktur lewis SO 2 dan SO 3 di bawah ini, maka reaksi tersebut tidak dapat dijelaskan dengan konsep transfer elektron. Sesungguhnya, banyak reaksi redoks yang tidak dapat dijelaskan dengan transfer elektron maupun dengan pengikatan oksigen, di antaranya adalah sebagai berikut. CO 2 g + 4H 2 g → CH 4 g + 2H 2 Ol I 2 g + 3Cl 2 g → 2ICl 3 g Cus + HNO 3 aq → CuNO 3 2 aq + NO 2 g + H 2 Ol Na 2 S 2 O 3 aq + 2HClaq → 2NaClaq + H 2 Ol + SO 2 g + Ss Oleh karena banyak reaksi redoks yang tidak dapat dijelaskan dengan konsep pengikatan oksigen maupun transfer elektron maka para pakar kimia mengembangkan konsep alternatif, yaitu perubahan bilangan oksidasi. Menurut konsep perubahan biloks, jika dalam reaksi bilangan oksidasi atom meningkat maka atom tersebut mengalami oksidasi. Sebaliknya, jika bilangan oksidasinya turun maka atom tersebut mengalami reduksi. Catatan Penting! Pada konsep perubahan bilangan oksidasi, yang dimaksud dengan reduktor dan oksidator adalah sebagai berikut. Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi pertambahan bilangan oksidasi. Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi penurunan bilangan oksidasi. Berdasarkan konsep bilangan oksidasi, apakah reaksi SO 2 dan O 2 tersebut merupakan reaksi redoks? Untuk mengetahui suatu reaksi tergolong reaksi redoks atau bukan menurut konsep perubahan bilangan oksidasi maka perlu diketahui biloks dari setiap atom, baik dalam pereaksi maupun hasil reaksi. Biloks dari SO 2 , O 2 , dan SO 3 adalah 0 pelajari kembali aturan bilangan oksidasi. Biloks O dalam SO 2 dan SO 3 = – 2, maka biloks S dalam SO 2 = +4 dan biloks S dalam SO 3 = +6. Secara diagram dapat dinyatakan sebagai berikut. Berdasarkan diagram tersebut dapat disimpulkan bahwa 1. atom S mengalami kenaikan biloks dari +4 menjadi +6, peristiwa ini disebut oksidasi. 2. atom O mengalami penurunan biloks dari 0 menjadi – 2, peristiwa ini disebut reduksi. Dengan demikian, reaksi tersebut adalah reaksi redoks. Manakah reduktor dan oksidator pada reaksi di atas? Oleh karena molekul O 2 menyebabkan molekul SO 2 teroksidasi maka molekul O 2 adalah oksidator. Molekul O 2 sendiri mengalami reduksi akibat molekul SO 2 sehingga SO 2 disebut reduktor. Catatan Penting! Walaupun biloks yang berubah hanya satu atom dalam molekul, tetapi yang disebut reduktor atau oksidator bukan atomnya, melainkan molekulnya. Contoh Soal Reaksi Redoks Menurut Perubahan Bilangan Oksidasi Tentukan manakah oksidasi dan reduksi serta reduktor dan oksidator pada reaksi berikut ini. CO 2 g + 4H 2 g → CH 4 g + 2H 2 Og Jawab Tentukan biloks setiap atom. Dalam CO 2 , biloks O = -2 dan biloks C = +4 Dalam H 2 , biloks H = 0 Dalam CH 4 , biloks H = +1 dan biloks C = -4 Dalam H 2 O, biloks H = +1 dan biloks O = -2 Atom C mengalami penurunan biloks dari +4 menjadi -4 reduksi dan atom H mengalami kenaikan biloks dari 0 menjadi +1 oksidasi. Dalam bentuk diagram dapat dinyatakan sebagai berikut. Sebagai reduktor adalah molekul H 2 dan sebagai oksidator adalah molekul CO 2 . Reaksi Autoredoks Disproporsionasi Suatu reaksi redoks reduksi oksidasi tergolong sebagai reaksi autoredoks atau swaredoks atau disproporsionasi jika terdapat suatu zat yang mengalami reaksi reduksi dan reaksi oksidasi sekaligus. Jadi, zat tersebut mengalami kenaikan sekaligus penurunan bilangan oksidasi. Contoh Pada reaksi ini, bilangan oksidasi atom S pada senyawa natrium tiosulfat Na 2 S 2 O 3 mengalami dua jenis perubahan bilangan oksidasi, yaitu kenaikan dan penurunan. Jadi, atom S tersebut mengalami reaksi reduksi sekaligus reaksi oksidasi atau disebut juga reaksi autoredoks. Sekarang perhatikan reaksi di bawah ini, menurut kalian apakah reaksi tersebut termasuk reaksi autoredoks/disproporsionasi atau bukan? Pada persamaan reaksi di atas, atom Pb yang memiliki bilangan oksidasi 0 mengalami reaksi oksidasi membentuk senyawa PbSO 4 yang memiliki bilangan oksidasi untuk atom Pb sebesar +2. Kemudian, senyawa PbO 2 yang memiliki bilangan oksidasi untuk atom Pb sebesar +4 mengalami reaksi reduksi membentuk senyawa PbSO 4 yang memiliki bilangan oksidasi untuk atom Pb sebesar +2. Perhatikan bahwa atom yang sama dari dua zat yang berbeda dan memiliki bilangan oksidasi yang berbeda, mengalami reaksi yang menghasilkan senyawa yang sama. Dalam hal ini zat pereduksi dan pengoksidasinya berbeda, sehingga reaksi di atas bukan reaksi autoredoks. Contoh Soal Reaksi Autoredoks 1 Hidrogen peroksida dipanaskan pada suhu di atas 60 o C dan terurai menurut persamaan reaksi berikut. H 2 O 2 l → H 2 Ol + O 2 g Apakah reaksi tersebut merupakan reaksi disproporsionasi atau bukan? Jelaskan! Jawab Biloks atom O dalam H 2 O 2 adalah -1. Setelah terurai berubah menjadi -2 dalam H 2 O dan 0 dalam O 2 . Persamaan kerangkanya adalah sebagai berikut. Oleh karena molekul H 2 O 2 dapat berperan sebagai oksidator dan juga reduktor maka reaksi tersebut dinamakan reaksi disproporsionasi atau swaredoks. Contoh Soal Reaksi Autoredoks 2 Apakah reaksi berikut termasuk reaksi autoredoks atau bukan? Jelaskan! Cl 2 + 2KOH → KCl + KClO + H 2 O Jawab Pada reaksi ini, bilangan oksidasi atom Cl pada molekul Cl 2 mengalami dua jenis perubahan bilangan oksidasi, yaitu kenaikan dan penurunan. Jadi, atom Cl tersebut mengalami reaksi reduksi sekaligus reaksi oksidasi atau disebut juga reaksi autoredoks. Contoh Soal Reaksi Autoredoks 3 Apakah reaksi berikut termasuk reaksi autoredoks atau bukan? Jelaskan! 2H 2 S + SO 2 → 3S + 2H 2 O Jawab Perubahan bilangan oksidasi unsur-unsur pada reaksi tersebut adalah sebagai berikut. Pada reaksi tersebut, H 2 S berfungsi sebagai reduktor sedangkan SO 2 berfungsi sebagai oksidator. Meskipun unsur S dari zat yang berbeda mengalami penurunan dan kenaikan bilangan oksidasi, namun karena zat pereduksi dan pengoksidasi berbeda, maka reaksi tersebut bukan termasuk reaksi autoredoks.
tuliskan contoh reaksi autoredoks dan tentukan perubahan bilangan oksidasinya